Peringati Maulid Nabi, Ustad Babul: Kita Harus Kritis Terhadap Beberapa Hadist Sejarah Nabi Muhammad
By Admin
nusakini.com - Jakarta - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 Hijriah digelar di Rumah Kajian Al Qur’an Al-Barru, di Tebet Jakarta, Minggu (10/11/2019) sore bersama narasumber Dr. H. Muhammad Babul Ulum, M.Ag.
Peringatan Maulid ini mengambil tema “Memahami Ulang Sejarah Nabi Muhammad SAW Dan Nilai-nilai Kepahlawanan Pejuang kemerdekaan”
Dalam pemaparannya Ustad Babul menjelaskan agar peringatan maulid ini dijadikan sebagai momentum untuk membaca ulang sejarah hidup nabi pada khususnya dan sejarah islam pada umumnys dgn benar.
“Karena selama ini sejarah Islam yang sampai kepada kita ditulis oleh para penguasa golongan aristokrat Mekkah lama, musuh pertama nabi Muhammad yang sepeninggal nabi mereka berhasil merebut kekuasaan dan mengendalikan perjalanan umat Islam”, papar Ustad Babul.
Dengan demikian lanjutnya, umat Islam harus waspada terhadap banyaknya riwayat yang diklaim sebagai hadis yang merusak profile pribadi nabi sebagai rahmatan lilaalamin. Sekalipun riwayat seperti tercantum di dalam kitab Sahih Bukhari, harus ditolak.
Ustad Babul memberi contoh, pertama banyak riwayat yang diklaim sebagai hadis sahih yang bertentangan dengan pribadi rasulullah sebagai nabi yang penuh kasih.
“Contoh seperti riwayat tentang perintah nabi mencungkil mata, memotong tangan dan kaki, serta melepaskan rombongan dari suku ukl atau urainah yang kabur membawa onta dari Madinah setelah meminum air kencingnya”, ujarnya.
Kedua, banyak hadist yang bertentangan antara satu dengan yang lain. Misalnya, riwayat yang menyebut Abu Thalib berada di dhahdhah neraka jahanam.
“Riwayat ini bertentangan dengan hadis nabi yang lain yang menyebut nabi bersama pengasuh anak yatim bersama di surga sedekat jari telunjuk dan jari tengah...masak Abu Thalib yang ngasuh sang nabi yang yatim piatu berada di neraka?”, imbuhnya.
Seperti diketahui, Dhahdhah artinya bagian atas neraka. Riwayat tersebut menyebutkan sejatinya Abu Thalib berada di kerak neraka jahanam tapi betkat syafaat nabi, beliau dipindah ke bagian atas neraka yang masih merasakan pedihnya siksa neraka karena otaknya yang mendidih akibat kobaran abi neraka yang masuk lewat kakinya
“Apabila benar demikian berarti syafaat nabi tidak berguna karena tdak bisa menyelamatkan Abu Thalib dari neraka...”, katanya.
Maka dari itu, kata Ustad Babul, umat Islam harus pandai untuk melihat sejarah Nabi dengan melakukan kajian kritis terhadap hadist-hadist nabi.
“Kita harus kritis menelaah sejarah nabi Muhammad SAW”, pungkasnya
Sebagai informasi, ustad Babul Ulum adalah Ahli Hadist yang merupakan Alumni PM Gontor. Mengambil pendidikan S1 Perbandingan Madzhab di Universitas Islam Darussalam Gontor. Pendidikan S2 UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan kajian konsetrasi studi hadist serta pendidikan S3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Eg)